Selasa, 20 September 2011

I don't know what happen with me

Entahlah,
aku juga bingung kenapa ku menjadi seperti ini. Sebagian prinsip ku bergeser. entah karena apa tepatnya. tapi mungkin karena komplikasi faktor.
Inikah tanda-tanda kepribadian plin-plan?
Ups, itu penilaian orang yang melihat sebelah mata.
Tidak ingin dikatakan plin-plan. Hanya saja perubahan prinsip ini karena pengalaman dan menyesuaikan dengan situasi. 
Berpegang teguh pada prinsip, itu memang mantap. Tapi sayangnya, hanya akan menyebabkan penyesalan yang mendalam jika dilakukan pada situasi dan waktu yang tidak tepat.

Jahat?
sebuah kata yang menarik hatiku saat ini.
Licik?
sepertinya kata itu membawa kenikmatan tersendiri ya... aku ingin mencobanya.

Tapi untunglah, kupunya orangtua, teman, dan tentunya Tuhan yg masih menyayangi aku, hingga aku tak sebegitu binatangnya melakukan hal-hal yang hanya akan menambah derita diri dan menambah rintangan sendiri akibat ulah 'egoisku' semata.

Sekarang, lebih membuka mata... tapi sayangnya.... karena terlalu membuka mata terlalu lebar, akhirnya aku terbelalak sendiri. Terkejut. Hampir saja buta. Tak bisa melihat yg mana yg membawa manfaat dan yg mana membawa mudharat.



Tapi untungnya, entah filter dari mana mulai terpasang di mataku, hingga perlahan aku mulai belajar menyaring penglihatanku terhadap dunia. Meskipun terkadang masih ada saja hal-hal yang membobol filter itu.

I don't know what happen with me.

Labil?
But sometimes, sangat stabil, bahkan luar biasa stabil. tapi sekali labil. Luar biasa 'miringnya'... manusiawi lah. Tak perlu heboh. Biasa saja. Tidak perlu siapapun membesar-besarkan.

Finally for this post, aku tak lupa mengucapkan terimakasih untuk semua orang yang ada disekitarku. Baik itu yang membantuku dan yang hanya menjadi duri dalam kehidupanku. Ya, minimal aku berpikir, mungkin fungsi si duri-duri itu ada untuk membuat hidupku NEVER FLAT.. itu saja.

Senin, 05 September 2011

Rasanya...

Ingin aku pulang ke Kotabru lagi saja. Bersama dengan mama abah ading aku bahagia. Masalah-masalah yang ada tak terasa terlalu berat jika bersama mereka. ada kedamaian, ada ketenangan yg kurasa.

Rasanya aku ingin bersembunyi dalam tanah, disemak-semak belukar yang kiranya orang-orang tak bisa melihatku. Hanya aku sendiri menenangkan diri.
Agak plin-plan, ku tak ingin selamanya bersembunyi,  ku butuh manusia juga yg mampu tenangkan aku kala aku sedang rapuh, entah siapalah itu, mau orangtuaku, kekasihku, teman-temanku, atau siapa saja terserah yang mampu membuatku membuka mata ini, melihat bahwa aku tak sendiri, bahwa aku masih beruntung.....

Lari dari kenyataan, itu bodoh bagi orang-orang. bagiku? aku tak tahu...
Bagi orang-orang yang jiwanya stabil tentu mudah mensugestikan dirinya kalau dia memang bahagia dan tak sendiri. tapi bagi orang yang sedang kalut? Aku rasakan itu saat ini. Seperti tanpa tujuan, tak tahu harus berbuat apa. tak tahu harus bersikap, tak tahu harus bicara apa. ada tangis yang tak bisa keluar, yang tertahan, dan rasanya cukup perih, mungkin bisa dikatakan perih sekali...

Ku kembalikan lagi semuanya pada Penciptaku yang Maha Pengasih Maha Penyayang, kusebut namanya disetiap waktu. Dalam lirih doaku selalu berucap, "Allah, tenangkan aku".