Dan
hari ini semua berakhir... 25 Sep 2008 – 15 Januari 2012
Kali
ini ku memilih pergi, meski sebenarnya berat. Tapi ku tak ingin menangis lagi,
ku tak mamupu lagi bila kecewa karena sikapmu yang perlahan membunuhku.
Ku
akui, dirimu selama ini adalah yang terlama dan terbaik yang pernah kutemui.
Tapi itu dulu, sebelum kau berubah. Berubah karena lingkungan, berubah karena
pergaulan. Selama ini aku tak pernah melarangmu berlebihan untuk masalah
berteman. Tapi dirimu sekarang telah berubah, pergaulanmu telah membuatmu
kehilangan jati diri. Jati dirimu yang kokoh, yang sebelumnya ku kagumi...
Ya,
aku mencintaimu, bahkan hingga kini. Tapi semua ini ku sudahi karena aku
benar-benar berhadapan dengan orang yang berbeda. Dirimu yang telah lama
bersamaku, tapi bukan seperti kamu yang begitu ku kenal.
Sikapmu,
Pendirianmu,
Sifatmu,
Dirimu
sudah terbawa arus duniawi yang entah kau sadari atau tidak akan merusakmu
perlahan.
Aku
bukan tak punya arti, aku merasa sebagai pendampingmu berusaha mengajakmu
kembali stabil dan tetap kokoh. Karena aku disampingmu...
Tapi
nampaknya hal itu kadang berhasil, tapi banyak tidaknya...
Sekali
lagi, aku akui... sebenarnya aku beruntung sempat memilikimu, hanya saja dunia
mengubahmu. Kamu memang penyayang, tapi semua telah berbeda. Ku hanya bisa
doakan semoga dirimu tetap dilindungi Allah meskipun tak bersamaku.
Aku
harus bersiap melihatmu kelak dengan yang lain, karena memang itu sudah menjadi
hakmu.. meskipun aku disini, belum terpikirkan untuk mencari penggantimu.
Karena kamu memang tak terganti. Tapi bila nanti aku menemukannya, aku tentunya
tidak akan menjadikannya pelarian. Tapi sebagai pendampingku... Aku tak ingin
sakiti siapapun.
Dunia
malam, memang indah.. bagi mereka termasuk kamu yang sudah terkontaminasi oleh
pergaulanmu. Teman-temanmu (maaf) yang tak karuan...
Aku
mengambil keputusan ini bukan hal gampang, tapi berbulan-bulan aku memberi
kesempatan padamu. Dan aku pun sudah intropeksi diri. Karena sebelumnya, ku
takut aku yang selama ini yang kurang dewasa.
Namun
ketika aku sudah berubah, menjadi apa yang kamu mau, tapi ternyata tetap tak
merubah keadaan. Aku tau, ini bukan masalah antara kita yang tidak saling
mencinta lagi. Kita masih saling mencinta, bahkan kadang rasa itu masih
menggebu. Hanya saja keadaan, ya, dunia mudah merubah semuanya.
Mungkin
kamu jenuh dengan hubungan yang terkesan jarak jauh ini, meskipun selama 1,5
tahun ini kita hanya terpisah jarak Banjarmasin-Banjarbaru sebelumnya kita
lebih jauh kan? Kotabaru Banjarmasin, Bakau Kotabaru...
Bicara
mengenai kenangan, terimakasih sudah mengukir kenangan manis, diantara
kenangan-kenangan... kenangan yang termanis itu bersamamu, saat aku kabur dari
rumah , kamu mencariku tak peduli jarak yang teramat jauh, belum lagi hujan
yang teramat deras, kamu tak memikirkan keselamatanmu. Hanya aku yang kau
pikirkan...
Belum
lagi menghadapi kekerasan kepalaku,cerewetnya aku.... yang mungkin seperti
ibu-ibu kalau sudah ngomel..hahaha. Hanya kamu yang tahu itu, bahkan hingga
kini. Tapi semua itu dulu, kini sudah menjadi kenangan manis.
Dan
malam (14 Januari 2011) tadi, terimakasih atas pelukan dan ciuman di keningku,
itu sangat indah sekali.
Tapi itulah, semua sudah kucukupkan sampai disini. Karena aku tak sanggup lagi
menerima kekecewaan yang kau buat. Aku tau kamu pun menyayangimu, kalau tidak
sayang untuk apa kamu bertahankan? Itu yang kau ucapkan malam tadi.
Tapi.....
Diluar
dari itu, tak ada yang orang lain tau kekecewaan-kekecewaan yang buat padaku.
Hanya aku dan dirimu yang tahu, yang jelas bukan karena wanita alias pihak
ketiga. Dan dirimu pun sadar betul sudah mengecewakan aku berkali-kali, yang
disayangkan..bukannya berhenti membuat kecewa,tapi malah terus menerus, lucu
juga kamu itu.,...
Oia,
maka dari itu, jika ditanya orang lain mengenai penyesalan karena mengakhiri
hubungan kita ini, aku menjawab ... mungkin tidak, karena aku yang merasakan,
aku yang menjalani, dan aku tahu betul dimana batas ketahananku,dan aku
begini.karena aku benar tak sanggup lagi. aku tak mau menangis dalam hati lagi,
itu lebih sakit loh daripada menangis dengan mengeluarkan air mata.. :-)
Hingga
kini, aku tak pernah membencimu, surya... kau yg dulu kusebut abie. Tapi aku
tak layak lagi menyebutmu seperti itu, karena itu untuk pendampingmu kelak,
bukan aku yang sudah bukan siapa-siapa lagi bagi dirimu.
Sekali
lagi terimakasih, sudah membuatku selalu tersenyum dan tertawa karena
kelucuanmu, dan sering juga membuatku kesal sekali.... hehehe
Aku
pergi...... sayang....
(Rina)